Rabu, 03 Mei 2017

Jika Lombok Bisa, Biak Juga Pasti Bisa

“JIKA LOMBOK BISA, STBM 5 PILAR DI BIAKPUN PASTI BISA” 

Ibu Agustina kini berani menargetkan pada akhir 2017 100% masyarakat di 16 Kampung, Distrik Biak Kota akses terhadap sarana air bersih dan jamban sehat. Target tersebut menurutnya adalah suatu perubahan strategi yang didapat setelah mengikuti study banding pada program STBM. Agustina Adriana Rumbewas,S.IP adalah seorang kepala Distrik Biak Kota Kabupaten Biak Numfor. Jabatan Kepala Distrik melekat padanya sejak tahun 2011 hingga sekarang. Sebelum pindah ke Distrik Biak Kota, wanita 44 tahun yang akrab disapa Ibu Agustina, pernah menjadi kepala Distrik Biak Utara dan Distrik Biak Timur. Pada bulan Oktober 2016 lalu, Ia bersama 3 Kepala Distrik lain yang dilibatkan dalam study banding ke Kabupaten Lombok Timur (NTB) dan Kabupaten Manggarai Timur (NTT).

Kegiatan study banding oleh Rumsram yang bekerjasama dengan Simavi bertujuan mengenalkan lebih dalam tentang strategi dan penerapan 5 Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di masyarakat melalui Program SEHATI yang merupakan keberlanjutan Program sanitasi untuk wilayah Timur Indonesia. Program STBM sebetulnya sudah sempat didengar Ibu Agustina waktu masih mengepalai 2 distrik sebelumnya, namun menurutnya masih sebatas teori. “sekitar tahun 2012 pernah ada sosialisasi STBM di Biak Utara, tindak lanjut yang dulu kami buat yaitu distrik merancang bagaimana STBM bisa terlaksana di masyarat” katanya, “Tapi, belum sempat melakukan aksi di kampung-kampung, saya dipindah tugaskan ke Biak Timur. Apalagi selama disana kegiatan STBM yang dilakukan jarang sekali melibatkan distrik, jadi memang belum ada tindakan nyata dan STBM bagi saya hanya seperti teori”. Namun hal tersebut berubah, tahun 2014 sejak dipindahkan lagi ke Distrik Biak Kota. Ternyata wilayah yang merupakan kota dan daerah pinggiran tidak beda dengan wilayah pedalaman. “saya melihat ada jamban yang tidak layak pakai, dindingnya dari karung-karung, ada juga masyarakat masih buang air besar di pantai dan hutan, kemudian ibu-ibu kalau mengambil air jaraknya cukup jauh, ada yang bergantung pada air hujan. ini semua karena tidak ada fasilitas air bersih. Masalah lingkungan lainnya yaitu sampah, juga tidak ditangani secara baik” katanya, “ini buruk sekali dan tidak bisa dibiarkan”. Bulan Agustus, 2016 STBM muncul di wilayah kerjanya, karena sesuai target program SEHATI, STBM di intervensi di wilayah baru, salah satunya Distrik Biak Kota. 
Kepala Distrik Biak Kota
"Ibu Agustina" saat melakukan Monitoring
 di salah satu rumah warga

Hal ini disambut dengan penuh antusias oleh Ibu Agustina. “saya langsung membayangkan sesuatu untuk melakukan perubahan” dan “ditambah lagi saya bersama 3 kepala distrik lainnya diberikan kesempatan belajar STBM ke Lombok Timur.” Diakuinya ini sangat memberikan motivasi, strategi yang diadopsi setelah mengikuti study banding yaitu menggunakan kewenangan mengintervensi STBM lewat dana kampung. Secara total 16 Kepala Kampung Distrik Biak kota wajib alokasikan anggaran tahun 2016-2017 untuk pembangunan fasilitas air bersih dan jamban sehat. “harapan saya akhir tahun 2017, 100% masyarakat sudah akses terhadap air bersih dan jamban sehat. Jika STBM di Lombok berhasil maka Biak pun bisa” ungkap Ibu Agustina. Ibu Agustina tak mau bergerak sendiri. Ia mengajak kepala-kepala kampung, puskesmas, Tim relawan STBM Kampung, Tim STBM Distrik dan Tim STBM Kabupaten berbagi pengalaman pelaksanaan STBM dalam evaluasi tiap bulan yang baru terjadwal di tahun 2017. Sehingga bisa diketahui tantangan setiap kampung dan proses penyelesaiannya.

1 komentar:

POLICY BRIEF NO.02/SEHATI_YRS/IX/16

Sebuah uraian singkat dan rekomendasi mengenai STBM 5 Pilar bagi pengambil kep utusan di Kabupaten Biak Numfor Doc. Pelatihan Pembuatan...