“JIKA LOMBOK BISA, STBM 5 PILAR DI BIAKPUN
PASTI BISA”
Ibu Agustina kini berani menargetkan pada
akhir 2017 100% masyarakat di 16 Kampung,
Distrik Biak Kota akses terhadap sarana air
bersih dan jamban sehat. Target tersebut
menurutnya adalah suatu perubahan
strategi yang didapat setelah mengikuti
study banding pada program STBM.
Agustina Adriana Rumbewas,S.IP adalah seorang
kepala Distrik Biak Kota Kabupaten Biak Numfor.
Jabatan Kepala Distrik melekat padanya sejak tahun
2011 hingga sekarang. Sebelum pindah ke Distrik Biak
Kota, wanita 44 tahun yang akrab disapa Ibu Agustina,
pernah menjadi kepala Distrik Biak Utara dan Distrik
Biak Timur. Pada bulan Oktober 2016 lalu, Ia bersama 3
Kepala Distrik lain yang dilibatkan dalam study banding
ke Kabupaten Lombok Timur (NTB) dan Kabupaten
Manggarai Timur (NTT).
Kegiatan study banding oleh Rumsram yang
bekerjasama dengan Simavi bertujuan mengenalkan lebih dalam tentang strategi dan penerapan
5 Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) di masyarakat melalui Program
SEHATI yang merupakan keberlanjutan
Program sanitasi untuk wilayah Timur
Indonesia.
Program STBM sebetulnya sudah sempat
didengar Ibu Agustina waktu masih
mengepalai 2 distrik sebelumnya, namun
menurutnya masih sebatas teori. “sekitar
tahun 2012 pernah ada sosialisasi STBM di
Biak Utara, tindak lanjut yang dulu kami buat
yaitu distrik merancang bagaimana STBM
bisa terlaksana di masyarat” katanya, “Tapi,
belum sempat melakukan aksi di kampung-kampung,
saya dipindah tugaskan ke Biak
Timur. Apalagi selama disana kegiatan STBM
yang dilakukan jarang sekali melibatkan
distrik, jadi memang belum ada tindakan
nyata dan STBM bagi saya hanya seperti
teori”.
Namun hal tersebut berubah, tahun 2014
sejak dipindahkan lagi ke Distrik Biak Kota.
Ternyata wilayah yang merupakan kota dan
daerah pinggiran tidak beda dengan wilayah
pedalaman. “saya melihat ada jamban yang
tidak layak pakai, dindingnya dari karung-karung,
ada juga masyarakat masih buang air
besar di pantai dan hutan, kemudian ibu-ibu
kalau mengambil air jaraknya cukup jauh, ada
yang bergantung pada air hujan. ini semua
karena tidak ada fasilitas air bersih. Masalah
lingkungan lainnya yaitu sampah, juga tidak
ditangani secara baik” katanya, “ini buruk
sekali dan tidak bisa dibiarkan”.
Bulan Agustus, 2016 STBM muncul di wilayah
kerjanya, karena sesuai target program
SEHATI, STBM di intervensi di wilayah
baru, salah satunya Distrik Biak Kota.
Hal ini
disambut dengan penuh antusias oleh Ibu
Agustina. “saya langsung membayangkan
sesuatu untuk melakukan perubahan” dan
“ditambah lagi saya bersama 3 kepala
distrik lainnya diberikan kesempatan belajar
STBM ke Lombok Timur.” Diakuinya ini
sangat memberikan motivasi, strategi yang diadopsi setelah mengikuti
study banding yaitu menggunakan
kewenangan mengintervensi STBM
lewat dana kampung. Secara total 16
Kepala Kampung Distrik Biak kota wajib
alokasikan anggaran tahun 2016-2017
untuk pembangunan fasilitas air bersih
dan jamban sehat. “harapan saya akhir
tahun 2017, 100% masyarakat sudah akses
terhadap air bersih dan jamban sehat.
Jika STBM di Lombok berhasil maka Biak
pun bisa” ungkap Ibu Agustina.
Ibu Agustina tak mau bergerak sendiri.
Ia mengajak kepala-kepala kampung,
puskesmas, Tim relawan STBM
Kampung, Tim STBM Distrik dan Tim
STBM Kabupaten berbagi pengalaman
pelaksanaan STBM dalam evaluasi tiap
bulan yang baru terjadwal di tahun 2017.
Sehingga bisa diketahui tantangan setiap
kampung dan proses penyelesaiannya.
mohon inputttt
BalasHapus